
Saya dan kedua sahabat menjelajahi Tenjo Laut. Sempat saya tertegun karena tempat wisata alam ini ternyata sangat kekinian. Ada jembatan awan mengarah ke Waduk Darma yang di atasnya terdapat hiasan berbentuk hati. Tower-tower kecil tersebar di beberapa titik sehingga pemandangan yang disajikan cukup beragam. Rumah kurcaci atau hobbit, lorong selfie, area ayunan, sarang burung, jogging track, dan masih banyak lagi.
Sejak kecil saya keranjingan pelajaran sejarah. Terpukau dengan cerita-cerita perjuangan para pahlawan Indonesia dan mengapa negeri ini sampai mengalami penjajahan sedemikian lama. Alasan utamanya Nusantara dikusai sebab kekayaan alamnya. Negeri tropis yang menyimpan jutaan flora dan fauna, tanah subur, dan keterbukaan penduduknya. Mengenali negeri mesti pula mengenali alamnya. Setiap jengkal tanah menyimpan kisah dan keindahan. Saya tak ragu mengiyakan ketika sahabat saya mengajak ke Tenjo Laut, tempat wisata alam bersejarah di Kuningan yang kekinian.
Dari Kota Kuningan, saya dan kedua sahabat meluncur menuju Tenjo Laut. Jarak 14 km hanya ditempuh sekitar setengah jam menggunakan mobil. Waktu itu hari sudah agak sore, jalanan lengang. Pada jam-jam padat, Kuningan juga tidak macet. Tenjo Laut terletak di Jalan Taman Nasional Gunung Ciremai, Mandirancan, Cigugur, Puncak, Kabupaten Kuningan. Patokannya bersebelahan dengan lembaga rehabilitasi BNN dan dekat dengan bumi perkemahan Palutungan.
Begitu memasuki area Tenjo Laut, saya langsung jatuh cinta. Di atas ketinggian 1.100 mdpl itu saya melihat Gunung Ciremai menjulang anggun, Gunung Slamet berdiri gagah, Waduk Darma membentang bagai selendang. Sebuah mahakarya.
Sambil melepas lelah, kami duduk-duduk di antara hutan pinus. Seorang bapak penjaga tempat wisata Tenjo Laut melintas di hadapan kami. Segera kami menghampirinya. Jadi menurut penuturan bapak penjaga, Tenjo Laut itu berasal dari bahasa Sunda yang terdiri dari dua suku kata: tenjo dan laut.
Tenjo berarti lihat atau melihat. Dari papan nama Tenjo Laut yang rupanya mengarah ke dermaga, para pejuang kemerdekaan Indonesia memata-matai kehadiran kapal Belanda untuk kemudian siap menyerang. Begitulah wisata Indonesia selalu mengandung kearifan lokal, seperti penamaan suatu tempat terasa sederhana. Nama yang sederhana itu rupanya menyimpan banyak cerita.
Tenjo Laut menjadi menarik bagi para pengunjung anak muda dan orang-orang yang senang berswafoto. Spot-spot foto semacam rumah kurcaci, dermaga cinta, dan tower-tower kecil umum ditemui di berbagai wisata alam di tempat lain. Namun yang saya kagumi adalah usaha pengurus Tenjo Laut untuk tetap menjaga kealamian dengan menggunakan bahan-bahan dari alam. Rumah kurcaci contohnya merupakan pondok kecil yang di bagian depannya dibentangkan kain gambar rumah. Spot sarang burung terasa menyatu dengan sekitarnya.
Tenjo Laut terkenal sebagai bumi perkemahan. Untuk kamping di sana, kita tidak perlu membawa perlengkapan sendiri. Ada penyewaan alat-alat mulai dari tenda, matras, dan sleeping bag. Tempat wisata ini ramah anak. Jadi kita tidak perlu ragu mengajak anak-anak bermain.
Ada area playground juga. Menurut saya, Tenjo Laut amat lengkap sebagai tempat wisata. Dekat dengan alam, sejarah, suasananya menyenangkan, dan bagi yang senang berfoto mendapat banyak spot. Untuk dapat menikmati seluruh keindahan dan fasilitas tersebut, kita hanya perlu membeli tiket seharga Rp 12.500 bagi umum dan Rp 10.000 bagi pelajar. Harga weekend juga tidak beda jauh yaitu Rp 15.000.
Menjelang Magrib, saya dan kedua sahabat keluar dari Tenjo Laut menuju penginapan yang kami pesan lewat @pegi_pegi. Buat kamu yang berminat ke tempat wisata di Kuningan jangan ragu untuk memesan hotel lewat aplikasi Pegipegi karena selalu ada best deals atau member deals yang bikin kamu bisa berhemat. Wisata Indonesia jadi lebih menyenangkan.
#pegipegiyuk #JelajahiIndonesiamu
@pegi_pegi
https://travel.detik.com/read/2018/08/29/151500/4185258/1025/tenjo-laut-tempat-wisata-kekinian-di-kuninganBagikan Berita Ini
0 Response to "Tenjo Laut, Tempat Wisata Kekinian di Kuningan"
Post a Comment