Kabupaten Mamuju adalah bagian dari Provinsi Sulawesi Barat yang menjadi provinsi ke-33 Indonesia sejak 5 Oktober 2004. Kota Kecil ini punya posisi strategis di antara Makassar dan Palu. Pusat Otonomi Pemerintahan berada di Kota Mamuju dan Pusat pendidikan di Wilayah Majene, adapun kota kecil ini memiliki 3 kabupaten lainnya .
Tapi Perjalanan Kali ini aku hanya menuju 2 Wilayah, yaitu Kota Pusat Mamuju dan Juga Kabupatennya Majene dan Paloewali. Perkenalkan lebih dulu, saya Audi dan perjalanan ke kali ini saat berusia 19 tahun.
Saya punya kegemaran untuk mencari spot-spot baru untuk snorkeling dan melihat keindahan laut. Provinsi ini diusung-usung memiliki salah Satu Bali Tersembunyi yang sering disebut-sebut para traveler. Karena alasan itu, akhirnya membuat aku penasaran dengan Pesona cantik yang tersembunyi di Sulawesi Barat ini.
Ini kali Pertama saya berkunjung ke Mamuju, perjalanan selama 4 hari 3 malam yang sudah dipersiapkan dengan matang soal destinasi yang akan dikunjungi.
Semuanya dimulai dengan memesan Tiket perjalananku untuk ke Mamuju, terkadang sulit untuk cari tiket yang sesuai dengan waktu yang mendadak bukan? Nah untuk mendapatkan tiket yang mudah, aku sudah ada aplikasi yang sangat membantu buat traveling yaitu Pegipegi. Bisa juga diakses ke www.pegipegi.com.
Aku memesan tiket langsung pulang pergi tujuan JAKARTA (CGK)-MAMUJU (MJU) yang harus transit ke Makassar dulu. Tapi enak banget pesen pakai Pegipegi, karena aku benar-benar H-2 baru pesen dan langsung dapet pesawat yang pas dengan ketersedian seat yang cukup. Selain itu prosesnya sebentar banget, langsung transfer dan tiket dikirim ke Email kita.
Hari Pertama
Ini adalah pertama kali aku menginjakkan kaki di Bandara Tampa Padang. Untuk sampai ke Kota Mamuju, aku menggunakan pesawat kecil Lanjutan dari Makassar yang menjadi satu package dengan pembelian tiket Pesawatku di Pegipegi. Butuh 30 menit perjalanan darat untuk menuju Kota Mamuju yang cantik ini, senangnya ketika kita sampai yaitu pada senja hari, semuanya sudah sejuk.
Ketika kita memasuki kota Mamuju kita langsung disambut ikon Kota ini yaitu Pantai Manakarra. Setelah itu kita langsung check-in di salah satu hotel di Mamuju. Di ujung hari akhirnya kita hanya bisa menikmati Sunset di Kamar dengan view langsung ke laut cantik di seberang.
Hari Kedua
Hari ke-2 ini tidak boleh disia-siakan. Pada pagi hari jam 08.00 WITA, kita memutuskan untuk pergi ke destinasi populer para pengunjung yang paling ditunggu. Dekat sekali dengan hotel yang kami tinggali, ada pelabuhan kecil yang disana ada belasan kapal motor yang siap disewa perorangan untuk mengantarkan kita ke sana yaitu ke Pulau Karampuang.
Kita bergegas naik dan melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit untuk sampai ke pulau cantik Bernama Pulau Karampuang ini. Wah di perjalanan saja sudah senang luar biasa, ketika melihat air yang jernih. Bahkan terumbu karang bisa terlihat sampai permukaan. Tidak hanya itu, warna air yang unik juga menambah pesonanya karena air laut tersebut berwarna biru tosca.
Snorkeling time! Biasanya kalau snorkeling kita harus naik dan menyewa kapal untuk bisa menikmati keindahan terumbu karang yang ada. Di pulau ini, ada jembatan sepanjang 20 meter yang d iujung jembatan tersebut adalah spot snorkeling bebas, yang membuat kamu bisa langsung snorkeling ke laut alias nyemplung. Kamu cuman perlu siapin saja peralatan snorkeling atau juga bisa meminjam di pulau Karampuang seharga Rp 35.000 sepaket.
Setelah meminjam peralatan, kita bergegas ingin segera snorkeling. Namun mendengar dari warga sekitar, ternyata pulau Karampuang punya tempat sakral yang katanya wajib banget dikunjungi kalau ke sini. Akhirnya karena rasa ingin tahu kita yang tinggi, kita pergi ketempat itu. Nama tempat ini adalah Sumur Jodoh, di mana jika orang meminum atau membasuh wajah dengan air dari sumur ini, menurut warga setempat akan segera mendapat jodoh. Aku sih Amin!
Lanjut ya, keindahan menjadi nomor satu di laut sekitar pulau Karampuang ini.Kemurahan dan keramahan hati penduduknya pun begitu baik. Di siang hari ketika kita jalan bersama kembali untuk menuju ke spot diujung jembatan buat segera snorkeling, kita diajak makan siang gratis dengan berbagai macam menu makanan ikan dan hidangan laut lainnya khas yang dibuat oleh warga yang sedang makan siang di pinggir pantai .
Setelah kenyang, kita snorkeling dengan sukacita. Tidak akan terlupakaan snorkeling di tempat ini sihhh.Untuk kategori wilayah laut yang cukup dangkal, terumbu karang dan pesona bawah lautnya aku bisa berkata luar biasa!
Di sini semuanya sangat terawat dan berwarna warni, padahal ini berjarak lumayan dekat dengan bibir pantai. Karena jaraknya yang cukup dangkal, risiko terbesar adalah kita harus waspada karena banyaknya bulu babi yang ada di sana.
Sayangnya, kita tidak ada yang bawa kamera underwater yang bisa merekam betapa bagusnya terumbu karang cantik mulai berwarna hijau, pink ,keemasan, cokelat dan benar-benar tumbuh dengan baik di tempat ini.
Kalau ditanya panas atau tidak, aku bisa berkata lumayan Panas. Tapi jangan salah, karena panas mataharinya bisa jadi pembangkir listrik buat masyarakatnya!
Panas Matahari dimanfaatkan warga menjadi salah satu pembangkit listrik terbesar yang dimiliki di Pulau Karampuang ini, terbukti dengan telah dibangunnya 2 buah PLTS. Hingga senja kita kembali lagi ke Mamuju dan menghabiskan malam untuk mencari souvenir khas dan ikan terbang yang cuman ada di daerah sulawesi.
Hari Ketiga
Kali ini kita memutuskan untuk ikut Upacara persiapan Kemerdekaan Republik Indonesa yang ke-73 di Kabupaten Majene. Majene berjarak lebih dari 30 km dan dapat ditempuh selama 3,5 jam perjalaanan darat dengan rute yang berlika-liku.
Singkat cerita, kita berdua sangat beruntung karena pada hari itu ternyata sedang ada Festival Bahari Tahunan Kabupaten Mamuju berisi 'Perlombaan Kapal Sandeq' khas suku Mandar yang selalu diadakan setiap tahunnya di Majene.
Oh iya, tidak hanya Majene, bahkan hampir 46 % semua wilayah kabupaten di Sulawesi Barat ini dipenuhi oleh masyarakat suku Mandar. Suku Mandar ini sangat amat dikenal sebagai suku Pelaut Handal di mata dunia dan Internasional. Menjadi bagian dari laut adalah kehidupan Suku Mandar.
Karena terkenal dengan suku pelautnya, Perahu khas mandar pun tak luput menjadi perhatian Dunia yaitu Perahu Sandeq. Artikel tentang prestasi dan keistimewaan kapal ini bisa dibaca di artikel pada ulasan detikTravel.
Karena cuaca baik dan kita sangat beruntung, maka kita langsung datang ke Festival Bahari tersebut. Di sanalah kita bisa melihat langsung kapal yang kabarnya menjadi Kapal Layar Tercepat di Dunia dan menjadi kapal layar yang diinfokan sudah sampai ke Madagaskar juga ke berbagai laut dan samudra di penjuru Dunia. Senangnya, di sana kita berdua dijamu dengan aneka makanan laut yang tidak boleh dilewatkan.
Akhirnya trip ini kita tutup dengan perjalanan 4,5 jam menuju Bandara Tampa Padang, Mamuju untuk segera melakukan perjalanan kembali ke Jakarta. 4 Hari 3 Malam berjalan dengan sangat menyenangkan.
Namun masih saja ada rindu mengeksplor lebih banyak lagi destinasi di provinsi baru yang cantik ini.
Laut memang akan menjadi pilihan terutama nih buat traveler yang mau menghabiskan liburan di Kota Kecil yang punya surga tersembunyi ini. Karena setiap wilayahnya, berbatasan langsung dengan laut.
Menurutku paling bagus datang ketika Awal Agustus, karena ada banyak festival dan pameran yang diadakan di setiap wilayahnya seperti Festival Bahari , Paloewali Folk Festival dan lomba-lomba daerah lainnya.
Nah begitulah perjalanan ku ke Mamuju, Sulawesi Barat. Tempat wisata yang indah dan merupakan salah satu bukti kecantikan wisata Indonesia.
#pegipegiyuk #jelajahiIndonesiamu @pegi_pegi
https://travel.detik.com/read/2018/08/29/141500/4184028/1025/mamuju-si-cantik-yang-belum-banyak-orang-tahuBagikan Berita Ini
0 Response to "Mamuju, Si Cantik yang Belum Banyak Orang Tahu"
Post a Comment