
Menteri Pariwisata, Arief Yahya pun turut bahagia ketika disinggung mengenai GWK. Arief yakin pariwisata Bali akan semakin menggeliat dengan rampungnya patung GWK.
"Bali itu selalu luar biasa. Selalu menjadi pilihan menarik bagi wisatawan. Kini dengan adanya GWK pariwisata Bali makin lengkap. Bali bukan saja mengandalkan pariwisata berbasis alam dan berbasis budaya, melainkan juga pariwisata berbasis pada kreativitas manusianya," kata Arief dalam keterangan tertulis, Senin (6/8/2018).
Menteri asal Banyuwangi itu juga yakin, GWK akan menjadi identitas Bali dan Indonesia, sebagaimana karya-karya sejenisnya yang sudah menjadi identitas dan asosiatif dengan negara bersangkutan.
"GWK hadir sebagai landmark baru dari pariwisata Bali seperti halnya New York dengan Liberty Statue, atau Brazil dengan patung Christ the Redeemer. GWK akan bisa menjadi salah satu pusat pertumbuhan pariwisata Bali yang dapat mengangkat daerah sekitarnya untuk bersama-sama membangun pariwisata yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar), I Gde Pitana mengatakan, Kemenpar menyambut baik dan mengapresiasi keberadaan patung GWK dan Taman Budaya GWK.
Pitana mengatakan, berdirinya patung GWK akan memberikan manfaat terhadap Bali dan Indonesia. Sebab menurutnya, patung GWK adalah ikon baru bagi pariwisata Indonesia.
"Kami yakin, Garuda Wisnu Kencana akan menjadi identitas Bali dan Indonesia. Karena, Garuda Wisnu Kencana memiliki kesinambungan modernitas dengan budaya tradisional," kata Pitana.
Lebih lanjut Pitana juga mengatakan bahwa GWK merupakan salah satu maha karya besar seni budaya Bali. Kehadirannya selalu diburu wisatawan. Bahkan, ketika belum selesai sekalipun.
"GWK dapat disebut sebagai salah satu aktivitas dalam 'rejuvenation' atau peremajaan destinasi pariwisata di Bali, terkait dengan isu kejenuhan dan stagnansi Bali sebagai destinasi wisata," jelasnya.
Sementara itu, bagi penggagas dan pembuat Garuda Wisnu Kencana, Nyoman Nuarta, pergelaran ini menjadi penghargaan kepada 120 seniman yang mengerjakan patung ini.
"Ini merupakan bentuk penghargaan kepada 120 seniman yang selama ini tekun, sabar, dan bekerja keras menyusun patung GWK dari hari ke hari. Sebagian besar dari mereka telah bekerja selama 28 tahun," ujar Nuarta.
Para seniman yang mengerjakan patung Garuda Wisnu Kencana turut hadir di pergelaran Swadharma Ning Pertiwi ini. Mereka bersama-sama dengan para penampil menyanyikan lagu 'Bagimu Negeri' saat menjelang akhir pergelaran. Gerimis yang turun pun menambah suasana keharuan sekaligus kebanggaan karena mereka bisa merampungkan patung GWK.
Peluncuran GWK ditandai dengan pagelaran Swadharma Ning Pertiwi, di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bukit Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (4/8/2018). Peluncuran ini melibatkan sederet seniman kenamaan Bali, misalnya penyanyi Dira Sugandi dan Ayu Laksmi, penari I Ketut Rina dan Keni K Soeriaatmadja, serta koreografer Eko Supriyanto.
(mul/rdy)
https://travel.detik.com/read/2018/08/06/140206/4152220/1382/penantian-28-tahun-akhirnya-gwk-jadi-ikon-baru-pariwisata-baliBagikan Berita Ini
0 Response to "Penantian 28 Tahun, Akhirnya GWK Jadi Ikon Baru Pariwisata Bali"
Post a Comment