China punya banyak etnis suku bangsa. Salah satu yang terbesar adalah etnis Hui. Angka populasi Suku Hui di China diperkirakan lebih dari 10 juta orang, menjadikan suku ini 1 dari 5 etnis terbesar di China.
Yang menarik dari Suku Hui adalah mereka merupakan penganut agama Islam yang taat. Cukup kontras dengan ideologi komunis yang dianut oleh Pemerintah China. Dimana Suku Hui tinggal, maka kita akan dapat dengan mudah menemukan penjual makanan halal, dan juga masjid untuk tempat beribadah.
Setidaknya itu yang detikTravel rasakan ketika menempuh perjalanan menjelajahi Provinsi Inner Mongolia, Gansu, hingga Ningxia di China bersama dengan rombongan Halal Trip HIMPUH (Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji). Ketiga provinsi di bagian barat laut China ini memang jadi 'rumah' bagi Suku Hui.
Anak-anak muda Hui (Wahyu/detikTravel) |
Dilihat dari sejarahnya, Suku Hui sudah tinggal di China sejak ratusan tahun silam, tepatnya sejak masa pemerintahan Dinasti Tang. Suku Hui dipercaya berasal dari kawin mawin pedagang Jalur Sutra dengan orang China setempat.
Nama Hui sendiri berasal dari sebutan untuk orang China yang beragama Islam. Sebutan ini jadi lebih spesifik dari 'Huihui', yaitu sebutan untuk 'orang asing' yang dulu berdagang sampai ke negeri China.
Pria Suku Hui selalu mengenakan peci putih (Wahyu/detikTravel) |
Cukup mudah untuk mengenali Suku Hui hanya dari sekilas pandangan mata. Mereka sering mengenakan atribut Islami. Para pria mengenakan peci putih, sementara para wanitanya mengenakan jilbab sederhana.
Dari beberapa orang Suku Hui yang detikTravel temui, semuanya ramah-ramah. Meski terkendala bahasa, (mereka sama sekali tidak bisa bahasa Inggris) sehingga mesti menggunakan jasa penerjemah, setidaknya ada satu bahasa universal yang sama-sama kami mengerti: senyuman.
Sudah ramah, Suku Hui juga murah senyum. Apalagi jika mereka tahu bahwa kita berasal dari Indonesia, yang notabene sama-sama muslim. Salam 'Assalamualaikum' kita akan dijawab dengan ramah oleh mereka, plus senyum lebar yang menghiasi wajahnya.
Pria-wanita Suku Hui sedang memasak (Wahyu/detikTravel) |
Soal mata pencaharian, Suku Hui banyak mengisi sektor-sektor strategis. Mereka banyak bekerja di sektor pemerintahan, pariwisata, swasta, dan juga berdagang, Mereka berjualan dari mulai souvenir sampai makanan halal.
Cukup mudah untuk mengenali warung atau kios yang menjual makanan halal di Provinsi Ningxia. Mereka biasa berjualan di kios yang berwarna hijau. Ciri-ciri itu yang mesti traveler perhatikan.
Kios mereka juga sudah dilengkapi label Halal dari otoritas setempat. Kalau bertemu kios seperti ini, traveler tidak perlu ragu karena sudah pasti terjamin kehalalannya.
Berjualan makanan halal (Wahyu/detikTravel) |
Traveler bisa juga berkunjung ke Perkampungan Muslim Suku Hui untuk melihat kehidupan mereka secara lebih dekat. Lokasi pemukiman ini ada di Wuzhong, Provinsi Ningxia. Pengalaman detikTravel berkunjung ke sini nanti bisa dibaca di artikel terpisah.
Yang jelas, ada rasa bahagia di dalam hati ini bisa diberi kesempatan berjumpa dengan Suku Hui, saudara sesama muslim yang tinggal di China. Meski berbeda ciri fisik, bahasa, bahkan budaya, tapi ada satu yang membuat saya merasa dekat dengan orang-orang Hui, yaitu kami sama-sama muslim. (sna/aff)
http://travel.detik.com/read/2018/06/15/182305/4069802/1520/mengenal-suku-hui-suku-muslim-minoritas-di-chinaBagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Suku Hui, Suku Muslim Minoritas di China"
Post a Comment