Search

Cerita Orang Indonesia Rayakan Lebaran di Belanda

Amsterdam - Semarak hari raya bergema di penjuru dunia. Namun bagi WNI yang tinggal di negeri orang lain, mungkin akan jadi pengalaman yang berbeda.

Begitupun yang harus dijalankan Puspita, seorang WNI yang menetap di Amsterdam, Belanda. Sudah 3 bulan tinggal di sana, perempuan yang akrab disapa Pita ini juga menjalankan ibadah puasa di negeri kincir angin tersebut.

Ia pun merasakan perbedaan signifikan semenjak mengalami Ramadan di Belanda daripada di Indonesia. Hal utamanya adalah perbedaan waktu.

"Dari segi waktu lebih lama. Sekitar 18 jam, buka jam 10 malam, Isya-nya jam 12 malam. Selesai Tarawih biasana jam 1, nanti jam 3 pagi sudah Subuh lagi," ujarnya.

Puspita (kerudung pink) bersama warga Muslim di Belanda (Istimewa/Puspita)Puspita (kerudung pink) bersama warga Muslim di Belanda (Istimewa/Puspita)

"Cuma enaknya, nggak berasa haus karena di sini lagi spring ke summer. Nggak gerah, jadi nggak berasa banget puasanya padahal lebih lama," tambah Puspita.

Meskipun berada di negara minoritas Muslim, Pita masih membuat beberapa tradisi kecil yang biasa dilakukan di Tanah Air agar semarak lebaran lebih terasa.

"Caranya bikin masak makanan Indonesia aja, walaupun bukan ketupat sih," katanya.

BACA JUGA: Hangatnya Suasana Lebaran di Melbourne, Australia

Kebersamaan seperti di Indonesia juga dirasakan Pita dengan WNI lainnya. Biasanya saat Idulfitri, mereka berkumpul dan makan bersama serta menjalin silaturahmi.

Suasana silaturahmi di rumah salah satu WNI (Istimewa/Puspita)Suasana silaturahmi di rumah salah satu WNI (Istimewa/Puspita)

"Biasanya sesepuh (orang-orang yang lebih dulu di Belanda -red) ada yang bikin open house. Kita makan-makan deh di sana, salat Id juga di gedung sekolah dekat situ. Asyik banget, meskipun orangnya belum familiar," ucap Puspita.

Tinggal di Belanda pun membuat Puspita merasakan hal yang berbeda saat menjalankan perintah Agama. Ia pun juga traveling ke beberapa negara tetangga saat bulan Ramadan.

"Alhamdulillah tinggal di salah satu negara dengan tingkat happiness (kebahagiaan) tertinggi. Orang-orang di sini pada santai (di Belanda). Tetapi saat ke Paris, Belgia, Jerman kurang ramah Muslim. Diliatin terus mungkin karena pakai Jilbab," tambahnya. (sna/aff)

Let's block ads! (Why?)

http://travel.detik.com/read/2018/06/16/204644/4070823/1382/cerita-orang-indonesia-rayakan-lebaran-di-belanda

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Cerita Orang Indonesia Rayakan Lebaran di Belanda"

Post a Comment

Powered by Blogger.