Korla adalah ibukota dari Bayingholin Mongolian Autonomous Prefecture (BMAP), prefektur paling luas di China (471.500 km2). Data yang diperoleh detikTravel dari BMAP, Korla luasnya 7.268 km2. Letaknya di tenggara Provinsi Xinjiang.
BACA JUGA: Foto Kecantikan Gadis Xinjiang, dari Uyghur Sampai Mongol
Penduduknya sekitar 550.000 orang. 25 Persen adalah etnis minoritas muslim Uyghur, muslim Hui dan etnis Mongol. Dari nama prefekturnya, etnis Mongol cukup dominan secara budaya dan historis di kawasan ini.
Di Korla ada museum khusus yang namanya Bayingol Mongolian Autonomous Prefecture Museum. Di sini wisatawan bisa mengenal kebudayaan dan sejarah etnis Mongolia yang masuk ke wilayah China.
Bayingol Mongolian Autonomous Prefecture Museum (Fitraya/detikTravel) |
detikTravel diajak State Council Information Office China dan Information Office Xinjiang Uyghur Autonomous Region, Rabu (9/5/2018) ke museum tersebut. Bentuk gedungnya seperti sebuah benteng raksasa. Museum ini gratis untuk dikunjungi.
Peradaban purba sudah ada di tempat ini sejak 2.000 SM. Sejak zaman Dinasti Han 2.000 tahun silam, Jalur Sutra dibuka dan Korla adalah rute penting dari Xian memutari Gurun Taklamakan menuju Kazakhstan dan Kyrgystan.
BACA JUGA: Oleh-oleh Xinjiang, Karpet Tradisional Muslim Uyghur
Museum ini dibagi dalam 3 narasi besar yaitu sejarah daerah Banyangol, kehidupan purba di daerah Lop Nur dan display kebudayaan Mongolia. Pada bagian pertama tentang sejarah, kita bisa melihat kerangka dari kuburan di Mohuchahan dari Zaman Perunggu.
Ada juga cerita soal Zhang Qian, utusan Kaisar Wu Di dari Dinasti Han. Dia bertualang dari China ke Eropa dan merintis Jalur Sutra. Jalur Sutra ini muncul sekitar 2.000 tahun lalu.
Zhang Qian, perintis Jalur Sutra (Fitraya/detikTravel) |
Etnis Mongol adalah penganut Buddha yang taat. Buddha masuk ke Bayingol sejak abad ke-2 sampai abad ke-4. Ada banyak artefak bersejarah terkait dengan Buddhisme.
Museum Mongol ini juga bercerita sekelumit tentang jejak masuknya Islam ke China. Pada tahun 907-1271, orang-orang Uyghur mendirikan Kerajaan Karahan dengan ibukota Kashgar. Karahan disebut sebagai kerajaan Islam. Namun pada abad ke-12 kerajaan ini ditaklukan Yeludashi dan menjadi wilayah Liao Barat.
Di bagian kedua, kita melihat peradaban kuno di Lop Nur yang berusia 10 ribu tahun. Masyarakat kuno membuat kuburan dengan tiang-tiang pancang yang unik dan tinggi sebagai nisan kuburan. Mereka juga punya kuburan dengan dinding yang dilukis bergaya fresco.
Makam dengan lukisan dinding (Fitraya/detikTravel) |
Di bagian ketiga, barulah kita melihat sejarah etnis Mongol yang mendiami daerah Xinjiang. Kebanyakan etnis Mongol pindah ke Xinjiang tahun 1620-an dari Sungai Volga yang masuk daerah Rusia. Saat itu ada perebutan wilayah antara Tsar Rusia dan Dinasti Qing China.
Kita bisa melihat Yurt, rumah adat khas Mongolia. Seperti apa isi rumah suku yang aslinya nomaden di padang rumput. Turis juga bisa lihat baju-baju tradisional etnis Mongolia.
Sebelum pulang, ada toko suvenir di lobi museum. Di sana, turis bisa membeli batu giok dan aksesoris lainnya. Bayingol Mongolian Autonomous Prefecture Museum, bisa jadi pilihan wisatawan yang menjelajah Jalur Sutra di Korla, Xinjiang, China.
Yurt, rumah tradisional Mongolia (Fitraya/detikTravel) |
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Etnis Mongolia, Tapi di China"
Post a Comment