Etnis Suku Hui merupakan satu dari 5 suku terbesar di China. Total populasinya mencapai 10, 5 juta jiwa. Suku Hui merupakan penganut Islam yang taat. Dimana ada perkampungan Suku Hui, pasti traveler bisa menjumpai masjid berdiri di sana.
Tak terkecuali di pinggiran Kota Wuwei di Provinsi Gansu, China. Provinsi Gansu memang menjadi 'rumah' bagi etnis Suku Hui. Selain Gansu, Suku Hui juga tinggal di Provinsi Ningxia, Hainan, hingga Yunnan.
Saat sedang menjelajahi Inner Mongolia dan Jalur Sutra Ningxia bersama rombongan Halal Tour HIMPUH (Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji), kami memutuskan untuk mencari masjid terdekat guna menunaikan salat jama Dhuhur dan Ashar yang sempat tertunda.
Penampakan depan masjid (Wahyu/detikTravel) |
Berbekal petunjuk di Google Maps, sampailah rombongan kami di sebuah masjid kecil yang terletak di tengah perkampungan warga. Rupanya, masjid ini punya sejarah yang cuup panjang di tengah perkampungan ini.
Usia masjid ini diperkirakan sudah lebih dari 100 tahun. Itu berdasarkan cerita yang dituturkan oleh Imam Masjid bernama Muhammad Yakub yang beretnis Hui.
"Sejarahnya, masjid ini sudah 100 tahun lebih. Dibangun oleh warga setempat. Ada sekitar 200 orang muslim yang tinggal di sekitar sini. Orang yang beragama Islam, biasanya memang tinggal di dekat masjid," kisah Muhammad Yakub pada detikTravel, Minggu (29/4/2018).
Muhammad Yakub, imam masjid kecil ini (Wahyu/detikTravel) |
Dari penampakannya, masjid ini memang terkesan sederhana dan tidak mewah. Tapi tetap nyaman untuk dijadikan sebagai tempat ibadah. Ada tempat wudlu yang bisa digunakan traveler. Bangunannya terpisah dari bangunan utama masjid.
Dilihat dari ukurannya, masjid ini juga tidak terlalu luas. Bahkan bisa dibilang kecil. Diperkirakan masjid ini bisa menampung hingga 100 orang jamaah.
Yakub menyebut masjid ini akan penuh saat momen-momen penting seperti Hari Raya Idul Fitri dan juga hari besar lainnya.
"Biasanya kalau hari raya, semua orang datang sembahyang di sini. Saat Salat Jumat juga. Masjid jadi ramai," kata Yakub.
Interior bagian dalam masjid (Wahyu/detikTravel) |
Masjid ini selalu terbuka untuk umum. Selama traveler membutuhkan tempat untuk beribadah, masjid ini akan selalu terbuka untuk digunakan.
Setelah selesai salat, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju ke destinasi berikutnya. Bisa dibilang, kami beruntung bisa menemukan masjid di China.
Meski sederhana, tapi nikmat salat di dalam masjid di tengah negeri dimana muslim menjadi minoritas sungguh luar biasa rasanya. Ada rasa damai dan bahagia yang tidak bisa diungkapkan. (wsw/aff)
http://travel.detik.com/read/2018/05/19/230201/4028942/1520/masjid-berusia-100-tahun-di-perkampungan-muslim-chinaBagikan Berita Ini
0 Response to "Masjid Berusia 100 Tahun di Perkampungan Muslim China"
Post a Comment