Banyak Turis Eksodus, Banyuwangi Minta Hotel & Resto Tak Naikkan Harga

Banyuwangi - Banyaknya turis yang eksodus dari Lombok ke Banyuwangi, membuat pihak Pemkab meminta agar pihak hotel, homestay, hingga restoran tidak menaikkan harga.

Seiring semakin ramainya eksodus turis mancanegara pasca bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Pemkab Banyuwangi meminta seluruh hotel dan homestay untuk tidak menaikkan tarif menginap. Tak hanya itu, restoran pun dilarang menaikkan tarif makanan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi serta seluruh pengusaha homestay. Saat ada lonjakan wisatawan datang ke Banyuwangi agar tidak mengambil untung jangka pendek dengan memanfaatkan ramainya kunjungan.

"Jika pelayanan kita baik, tarif murah dan turis nyaman, dipastikan mereka akan kembali lagi. Karena mereka mengalihkan tujuan wisatanya yang semula akan ke Lombok dan Bali menjadi di Banyuwangi," tambahnya.

Sementara pemerintah daerah menyiapkan berbagai atraksi sebagai tambahan fasilitas pelayanan wisata yang terbaik agar para wisatawan merasa nyaman di Banyuwangi.

Banyak Turis Eksodus, Banyuwangi Minta Hotel & Resto Tak Naikkan Harga

Foto: Ardian Fanani/detikTravel

"Banyuwangi akan menjadi lokasi yang bisa menghilangkan trauma turis manca yang mungkin trauma gempa," ujarnya.

Bramuda mengimbau kepada pihak hotel, homestay maupun restoran untuk menginformasikan kepada turis mancanegara tentang berbagai destinasi wisata di Banyuwangi selain Kawah Ijen.

"Jika ada wisatawan yang akan kembali ke negaranya, ya diberikan informasi akses lanjutan ke Bandara, Stasiun, Kereta Api maupun terminal. Termasuk akses perjalanan mereka menuju ke Kantor Konsulat Jenderal negera mereka di Surabaya atau Kantor Kedutaan Negara para wisatawan tersebut di Jakarta," kata pria yang biasa dipanggil Bram ini.

Saat ini di Banyuwangi tercatat ada 70 hotel mulai kelas melati hingga berbintang. Namun khusus hotel berbintang ada sekitar 7 hotel. Jumlah itu belum termasuk homestay yang tersebar di berbagai wilayah di Banyuwangi. Sementara, ketersediaan kamar mencapai 3.000-an unit lebih.

Untuk okupansi keterisian setiap hotel mencapai 80 persen, terutama saat Banyuwangi menggelar event setingkat nasional dan international. Apalagi dibarengi dengan terjadinya bencana alam di Lombok ini, diprediksikan okupansi bisa mencapai 90 persen. (wsw/wsw)

Let's block ads! (Why?)