
Bertepatan dengan libur nasional pada hari sabtu kemarin saya bersama ke empat sahabat memutuskan pergi ke gunung Sibayak yang terletak di sudut kota Berastagi Sumatera Utara.
Pada tanggal 14 kemarin bertepatan dengan libur nasional hari sabtu, saya bersama ke empat sahabat memutuskan pergi ke Gunung Sibayak yang terletak di sudut kota Berastagi Sumatera Utara. Dengat tidak pernah merencanakan sesuatu secara matang-matang kami pun harus rela pergi dadakan dari medan yang pada hari itu ternyata bus-bus untuk menuju kesana sedang tidak bekerja atau lebih tepat nya mogok kerja.
Dengan menunggu dari pagi sampai sore bus tak kunjung datang kami pun sepakat untuk backpacker atau menumpangi mobil pick-up yang menuju ke arah Berastagi. Kalau mau ke Berastagi traveler bisa naik bus sutra, sinabung atau murni dari simpang pos dan ongkos nya juga tidak mahal Rp10 ribu sampai Rp 25 ribu.
Kalau manaiki kendaraan pribadi juga bisa tinggal mengikuti jalan nya saja yang menanjak dan berkelok-kelok. Kami pun telah sampai brastagi setelah menempuh perjalanan 3 jam dan kini harus berjalan ke pos retribusi.
Di sepanjang jalan hanya ada pohon menjulang tinggi ke atas dan gulita malam yang menemani tak lupa juga embusan angin dingi sesekali menusuk-nusuk jaket kami. Telah lama berjalan akhir nya sampai di pos retribusi disini baru kami istirahat sejenak sembari membersihkan tubuh dan makan malam, mendaki gunung menjadi hobi kami serta olahraga kami yang menurut kami ini adalah perjalanan yang tak semua orang bisa melakukan nya harus memiliki mental yang kuat fisik yang perima dan juga peralatan yang mempuni.
Setelah kami selasai beristirahat perjalanan pun dimulai lagi kali ini cukup banyak yang mendaki gunung dari yang baru tau tentang gunung sampai yang sudah bergelut lama di pendakian, tapi miris nya para pendaki gunung pemula ini hanya tau mendaki saja tidak mmau tau tentang kerusakan yang terjadi akibat dari perbuatan nya sendiri, seperti membuang sampah sembarangan dll yang dapat merusak alam.
Perjalanan semakin curam karena memasuki hutan bakau yang penuh lumpur akibat hujan dan bau belerang semakin menyengat. Saat tiba di camping groud kami langsung mendirikan tenda dan memasak air. Canda gurau pun tak terlewatkan antara tenda kami dengan tenda-tenda disekeliling kami rasa nya seperti pulang kerumah, penuh dengan keakraban padahal kami baru kenak semalam tapi seperti sudah lama tak bertemu. Tak cukup banyak waktu kami pun tertidur.
Dan pada pagi-paginya dengan setengah mengantuk kami pun harus mendaki ke puncak gunung dengan di temani cahaya lampu pijar, kini terasa berat karena stamina pun banyak terkuras untuk mendaki ke puncak.
Tapi perjuangan tidak akan menghianati hasil kami pun sampai di puncak gembira pun dimana-mana tepuk tangan teriakan pelukan pun jadi sangat-sangat berarti di atas ini. Mentari pagi memperlihatkan warna kuning nya menyinari tubuh kami yang sedari tadi dihempus angin kencang dan kini kami menikmati suguha tuhan yang sederhana tapi sangat berarti.
Perjalan diawali dari mental yang kuat dan fisiki yang prima. Kalau saja mental tidak kuat jagan coba-coba untuk memulai perjalanan karena itu akan membahayakan orang lain dan dirimu sendiri.
http://travel.detik.com/read/2018/05/12/152000/3988159/1025/syahdunya-puncak-gunung-sibayakBagikan Berita Ini
0 Response to "Syahdunya Puncak Gunung Sibayak"
Post a Comment